TUGAS BIOTEKNOLOGI
“Metabolit Sekunder Daun Dewa dan Kayu Putih”
Oleh :
Muflihatul
Abadiyah
(12030654224)
Pendidikan
Sains 2012 B
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014
Daun Dewa (Gynura
procumbens)
A.
Klasifikasi Daun
Dewa dan Diskripsi Tanaman
Sinonim
|
Cacalia
procumbens Lour.; C. sarmentosa Bl. Gynura sarmentosa Bl.
|
Klasisfikasi
|
|
Kingdom
|
Plantae
|
Divisio
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
Magnoliopsida
|
Bangsa
|
Asterales
|
Suku
|
|
Marga
|
Gynura
|
Jenis
|
Gynura
procumbens (Lour)
Merr.
|
Nama Umum
|
Daun dewa
|
Nama Daerah
|
|
Sumatera
|
Daun dewa
(Melayu)
|
Jawa
|
Daun dewa
(Jawa Tengah)
|
Daun dewa menurut Hyne merupakan
tanaman obat yang berasal dari Burmadan Cina. Perkembangan lebih lanjut
mencapai negara-negara di Asia seperti juga di lndonesia.. Dipantai timur
dikenal orang dengan setawar barah, di Jawa Tengah dinamakan sambung nyawa, orang
Cina menyebutnya San qi cao. Mengingat orang – orang Cina akrab dengan daun
dewa ini, makanya tanaman ini diberi nama Beluntas cina, namun ada juga yang
menamakan Samsit. Orang Sumatra lebih mengenal tumbuhan ini dengan sebutan daun
dewa.
Tanaman
ini mempunyai keunikan tersendiri. Daunnya bewarna hijau. Warna daun bagian
atas lebih tua dari pada bagian bawahnya. Pada umumnya ditanam
dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur
memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal,
mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip.
Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada
ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut lembut, warna
putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda.
Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna
kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan,
panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm. Tinggi batang ± 30 cm.
Tanaman
ini berkembang biak dengan umbi rimpang, stek batang dan selunas anakan. Itu
semua merupakan cara perbanyakan vegetatif. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran
rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1200 dpl. Menyukai tanah gembur,
subur dan kaya bahan organik. Pucuk daun dewa dipanen saat berumur 2 – 3 bulan
setelah di tanam sementara umbinya dapat dipanen setelah 4 – 5 bulan.
B.
Metabolit Sekunder Daun Dewa
Tanaman
daun dewa mengandung berbagai unsur kimia, antara lain : saponin, minyak
atsiri, flavonoid, koagulan dan senyawa kimia lainnya. Tanaman
ini telah terkenal sebagai tanaman antikanker. Sebuah percobaan di luar negeri
terhadap tikus yang baru lahir, memperkuat anggapan itu. Daun dewa memiliki efek
menghambat pertumbuhan sel-sel penyakit mematikan itu. Ini berkat kandungan
asparaginase, semacam enzim yang menghambat protein dengan cara menghidrolisis
asparagin—asam amino yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel kanker atau
tumor—menjadi asam aspartat dan amonia. Akibatnya sel-sel tak diundang itu
terhambat pertumbuhannya dan mati. Kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, dan
tanin juga erat kaitannya dengan khasiat antikanker dan antioksidan. Hasil
penelitian 3 ilmuwan dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,
menunjukkan hasil menggembirakan. Drs Edy Meiyanto, Dr Sugiyanto, dan Drs B.
Sudarto menggunakan metode new born mice untuk menguji penghambatan
karsinogenitas. Ternyata, ekstrak etanol yang terkandung dalam Gynura
procumbens mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit akibat pemberian
benzo(a)piren— berfungsi sebagai karsinogen kimiawi—sebesar 23%.
Di Thailand, secara tradisional daun
dewa digunakan sebagai obat antiinflamasi—antiradang, rematik, dan
penyakit-penyakit yang disebabkan virus. Penelitian yang dilakukan Zhang XF dan
Tan BK dari Fakultas Farmakologi National University of Singapore menunjukkan
ekstrak anggota famili Compositae ini juga mampu menekan kadar kolesterol dan
trigliserid dalam darah tikus yang terkena diabetes. Percobaan dilakukan dengan
memberikan ekstrak sebanyak 50 mg/kg, 150 mg/kg, dan 300 mg/kg pada tikus
secara oral selama 7 hari. Ternyata 150 mg/kg merupakan dosis optimum yang
secara signifikan mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserid pada tikus.
Baik daun maupun umbi dewa dapat digunakan sebagai obat. Daunnya berkhasiat
mengobati memar, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, infeksi
kerongkongan, telat haid, serta gigitan hewan berbisa. Sementara umbinya
digunakan untuk menghilangkan pembekuan darah, bengkak, patah tulang, dan
pendarahan usai melahirkan.
Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi
UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara laboratoris ekstrak etanol
daun dewa mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (tikus putih
kecil). Ekstrak ini juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Pada
beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat Indonesia Prof HM Hembing
Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak khasiat. Manfaat itu
berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka
terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan
payudara, melancarkan haid, dan lainlain. Sementara umbinya berkhasiat untuk
mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.
Kandungan : Flavonoid, saponin, minyak
atsiri.
Manfaat : Bisa untuk menurunkan kadar
kolesterol darah, minyak atsiri dapat merangsang sirkulasi darah. Juga bersifat
analgetik dan antiinflamasi. Minyak atsiri dan flavonoid mungkin bersifat
antiseptik.
Efek
farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan
mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi,
menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
Dewasa
ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada
senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Senyawa metabolit
sekunder adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat
secara merata dalam makhluk hidup, dan ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan ( terutama tumbuhan tinggi ), pada
akar, kulit batang, daun, bunga, buah dan biji, dan sedikit pada hewan.
1.
Alkaloid
Alkaloid termasuk senyawa organik
bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlah senyawa maupun
sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen
berasal dari tumbuhan dan hewan. Harborne dan turner (1984) mengungkapkan bahwa
tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah
senyawa met5abolit sekunder yang besifat basa, yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen biasnya dalm cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis
menonjol.
Alkaloid pada umumnya mencakup semua
senyawa yang bersifat basa atau alkali, mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasnya merupakan bagian dari sistem siklis. Pada tahun 1896,
Meyer – Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : “Alkaloid terjadi
secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktivitas
fisiologisnya. Alkaloid mengandung C, H dan N dan pada umumnya mengandung atom
O.
Struktur alkaloid beraneka ragam,
dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh
sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efek faalinyatidak
sederhana adalah nikotina. Nikoyin dapat menyababkan penyakit jantung, kanker
paru-paru, kanker mulut,tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan
dan janin.
Banyak tumbuhan mengandung senyawa
nitrogen aromatic yang dinamakan alkaloid. Secara kimia, alkaloid biasanya
mengandung nitrogen di cincin heterosiklik yang bentuknya bermacam-macam.
Nitrogen itu sering bertindak sebagai basa ( menerima ion hydrogen), sehingga
banyak alkaloid bersifat agak basa, seperti tercermin dari namanya ( alkali =
basa ). Sebagian besar alkaloid merupakan senyawa kristal putih yang agaklarut
dalam air.
Alkaloid menarik karena aktivitas
fisiologis dan psikologisnya yang dramatis pada manusia dan hewan lain serta
karena dipercayai bahwa banyak diantaranya juga mempunyai peranan penting dalam
tumbuhan.
Pembagian alkaloid :
a. Didasarkan
pada jenis gugus kromofor yang berbeda, misalnya alkaloid indol, isokuinolin
atau kuinolin.
b. Didasarkan
tumbuhan asal pertama kali ditemukan, misalnya alkaloid tembakau
c. Didasarkan
jenis ikatan yang predominan dalam alkaloid tersebut.
Sistem
klasifikasi yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi tiga
golongan yaitu :
a. Alkaloid
sesungguhnya bersifat racun dan menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas.
Diturunkan secara biosintesis dari asam amino dan biasanya terdapat dalam
tanaman sebagai garam asam organik.
b. Protoalkaloid.
Merupakan amina yang relatif sederhana dan ditandai dengan adanya atom N yang
berada di luar cincin heterosiklis.
c. Pseudoalkaloid
Senyawa bersifat basa, yang termasuk
dalam pseudoalkaloid adalah alkaloid steroidal dan purin.
Peranan
fisiologis alkaloid di tumbuhan yang membuatnya masih belum diketahui dan
diperkirakan alkaloid tidak mempunyai peranan metabolik yang penting, karena
hanya merupakan produk –samping dari lintasan lain yang lebih penting.meskipun
demikian, beberapa contoh diketahui melindungi tumbuhan (Robinson,1979;
Harborne, 1988). Sebagai contoh, tumbuhan yang mengandung alkaloid tertentu
dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga pemakan daun. Alkaloid lainnya
digunakan oleh kupu-kupu danaid sebagai substrat untuk memebuata feromon. Percumbuannya
yang menarik, delphinium barbeyi tidak dihindarioleh ternak, bahkan juga
ketika pakan ternak lain tersedia; dan , likoktonin di dalamnya menyebabkan
kematian ternak di Amerika Serikat lebih banyak dibandingkan dengan senyawa
beracun lainnyayang terdapat di tumbuhan beracun (Keeler, 1975).
2.
Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok
senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung
jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam
tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk
“flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim
ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula.
Sebagian besar flavonoid yang
terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam
bentuk campuran, jarang sekali dujumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu
sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda klas.
Misalnya antosianindalam mahkota bunga yang berwarna merah, hamper selalu
disertai oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan
telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Beberapa
fungsi flavonoid bagi tumbuhan adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis,
kerja antimikroba dan antivirus, kerja terhadap serangga, fitoaleksin merupakan
komponen abnormal yag hanya dibentuk sebagai tanggapa terhadap infeksi atau
luka dan kemudian menghambat fungus menyerangnya, mengimbas gen pembintilan
dalam bakteria bintil nitrogen.
Flavonoid
dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi: sebagai
pigmen warna, fungsi
fisiologi dan patologi, aktivitas
farmakologi, flavonoid
dalam makanan. Aktivitas
farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan
untukmenguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas
pembuluh darah, dll. Gabor , et al menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan
sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktivitas seperti
antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes,
antidepressant, diuretik, dll.
3.
Steroid
Steroid adalah suatu kelompok
senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentana perhodro fenantrena,
mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa-senyaw ini mempunyai efek fisiologis
tertentu. Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewaniyang
terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu
kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini.
Kolesterol merupakan zat-antara yang diperlukan dalm biosintesis hormon
steroid,namun tak merupakan keharusan dalam makanan, karena dapat disintesis
dari asetilkoenzime A. kadar koleseterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan
arteriosclerosis (pengerasan pembuluh darah), suatau keadaan dalam mana
kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding-dalam pembuluh darah. Suatu
steroid yang berkaitan dengan kolesterol, yaitu 7-dehidrkolesterol, yang
dijumpai dalam kulit, diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan
cahaya ultraviolet.
Kolesterol ditemukan dalam semua
organisme dan merupakan bahan awal untuk pembentukan asam empedu, hormon
steroid, dan vitamin D. Walaupun kolesterol esensial bagi mahluk hidup, tapi
berimplikasi terhadap pembentukan ‘plek’ pada dinding pembuluh nadi (suatu
proese yang disebut arteosclerosis, atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat
mengakibatkan penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang
memasok darah ke jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan
jantung, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan
jantung.
Steroid terdapat hampir dalam semua
tipe kehidupan. Dalam binatang banyak steroid bertindak sebagai hormon. Steroid
ini, demikian pula steroid sintetik digunakan meluas sebagai bahan obat.
4.
Terpenoid
Senyawa terpen pada awalnya
merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atim C dan H, dengan
perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5H8 (unit isoprene), yang bergabung
secar head to tail(kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazimdisebut
isoprenoid. Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus
fungsi lainseperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen
maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid). Contoh
Limonena,dalam buah jeruk (suatu terpen) dan Geraniol, dalam mawar (suatu
terpenoid).
Berdasarkan jumlah unit isoprena
yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas:
a. Monoterpen
(dua unit isoprena)
Monoterpenoid rupanya terbentuk dari
dua satuan isoprena dan biasanya mempunyai sepuluh atom karbon, meskipun ada
contoh langkah senyawa yang rupanya terbentuk berdasarkan prinsip umum ini
tetapi senyawa tersebut kehilangan satu atom karbon atau lebih. Monoterpenoid
merupakan komponen utama banyak minyak atsiri dan mempunyai makna ekonomi yang
besar sebagai bau – rasa, wewangian, dan pelarut. Beberapa senyawa bersifat
aktif optik. Telaah kimianya dipersulit oleh sukarnya memperoleh senyawa murni
dari campuran rumit seperti yang biasanya ditemukan dan oleh mudahnya senyawa
mengalami tata ulang.
b. Seskiterpen
(tiga unit isoprena)
Seskuiterpenoid adalah senyawa C15,
biasanya dianggap berasal dari tiga satuan isoprena. Seperti monoterpenoid
seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap, dan
berperan penting dalam memberi aroma kepada buah dan bunga yang kita kenal.
c. Diterpen
(empat unit isoprena)
Diterpenoid mencakup beberapa
senyawa yang dari segi fisiologi sangat menarik seperti golongan hormon
tumbuhan yang dikenal sebagai giberelin. Diterpenoid mencakup banyak senyawa
yang bekerja sebagai fungisida, racun terhadap hewan, penolak serangga, dan
sebagainya.
d. Triterpen
(enam unit isoprena)
Triterpenoid yang paling penting dan
paling terbesar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini ditemukan
dalam tumbuhan seprimitif tetapi yang paling umum pada tumbuhan berbiji, bebas,
dan sebagai glikosida.
e. Tetraterpen
(delapan unit isoprena)
f. Politerpen (banyak unit isoprena)
5.
Saponin
Saponin merupakan senyawa
glikosidakompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu
senyawa hidroksil organikyang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula
(glikon) dan non-gula (aglikon). Saponini ini terdiri dari dua kelompok :
saponini triterpenoid dan saponini steroid. Saponini banyak digunakan dalam
kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang dapat digunakan
untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh
dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
Saponin mula-mula diberi
nama demikian karena sifatnya yang menyerupai sabun. Saponin adalah senyawa
aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada
konsentrasi yang rendah sering hemolisis sel darah merah.
Dalam larutan yang sangat
encer, saponin sangat beracun bagi ikan, dan tumbuhan yang mengandung saponin
telah digunakan sebagai racun ikan. Beberapa saponin bekerja sebagai
antimikroba juga. Pada beberapa tahun terakhir ini saponin tertentu menjadi
penting karena dapat diperoleh dari beberapa tumbuhan dengan hasil yang baik
dan digunakan untuk sintesis hormone steroid yang digunakan dalam bidang
kesehatan. Saponin dalam lerak digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan
sebagai shampoo.
Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)
A. Klasifikasi Kayu Putih dan Deskripsi Tanaman
Kingdom
|
Plantae
|
Divisio
|
Spermatophyta
|
Kelas
|
Dicotiledonae
|
Ordo
|
Myrtales
|
Family
|
Myrtaceae
|
Genus
|
Melaleuca
|
Spesies
|
Melaleuca leucadendra, (L.) L
|
Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah
satu sumber minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi.
Beberapa jenis dari famili ini yang terkenal sebagai penghasil minyak atsiri
adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca.
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca
leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon
kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Bunga kayu putih
berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan
terkelupas. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,
permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk
bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga,
tiap ruang terdapat banyak biji. Jenis ini telah berkembang luas di Indonesia,
terutama di pulau Jawa dan Maluku dengan memanfaatkan daunnya untuk disuling
secara tradisional oleh masyarakat maupun secara komersial menjadi minyak
atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis
yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik
maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka
serta tahan terhadap kebakaran. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan
hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak
memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar di
daerah berhawa panas. Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang
spesifik. Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian
antara 5 - 450 m di atas permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini
memiliki toleransi yang cukup baik untuk berkembang. (Lutony, 1994).
Bagian yang paling berharga dari tanaman
kayu putih untuk keperluan produksi minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu
putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas atau dipungut setelah
berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam bulan sekali sampai
tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur, tanaman kayu putih
telah bisa dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap pohon kayu putih yang
telah berumur lima tahun atau lebih dapat menghasilkan sekitar 50-100 kg daun
berikut ranting.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang
terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman
kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata
memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix),
batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri
atas dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
1. Tangkai
daun (petiolus)
Tangkai
daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk
menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat
memperoleh cahaya
matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk
bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
2.
Helaian daun (lamina)
Helaian
daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan
hijau tua untuk daun tua karena mengandung
zat warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun kayu
putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi
daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun
kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15
cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada
satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai
jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut cineol
(sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan
aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain,
seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.
B.
Metabolit Sekunder Kayu Putih
Hampir semua bagian tanaman ini (kulit
batang, daun, ranting, dan buah kayu putih) dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Secara empiric, daun kayu putih berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan
menghilangkan nyeri (analgetika), radang usus, diare, reumatik, asma, radang
kulit eczema, insomnia, dan sakit kepala. Daun dimanfaatkan untuk keperluan
sendiri yang dengan sangat sederhanayaitu dengan disuling. Minyak atsiri, dapat
dipergunakan terhadap radang cabang tenggorokan (dihirup). Seduhan dari
daun-daun dapat diminum seperti teh sebagai penghilang kepenatan. Daun kayu
putih yang direbus dapat digunakan sebagai obat sakit perut, rematik, nyeri
pada tulang dan saraf (neuralgia), radang, usus, diare, batuk, demam, sakit
kepaladan sakit gigi atau dimanfaatkan sebagai obat luar untuk radang kulit
akzema dansakit kulit karena alergi. Dalam penggunaannya, kulit batang kayu
putih dapat dicampur dengan ramuan lain. Misalnya untuk obat luka benanah,
kulit kayu putih dapatdicampur dengan sedikit jahe dan asem jawa lalu ditumbuk
halus yang kemudian ditempelkan
pada bagian yang luka. Ramuan tersebut akan membersihkan lukadan menghisap
nanah yang terdapat pada luka (Atsiri, 2011).
Daunnya yang mengandung minyak atsiri
terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, Alfa-pineria, carvacrol, valeraldehida,
benzaldehida, limoncna, dan melaleucin. Sedangkan buahnya mengandung tannin.
Kulit pohon tanaman ini mengandung lignin dan melaleucin. Dimana Melaleuca
berkhasiat sebagai analgesik, diaforetik, desinfektan, ekspektoran, dan antispasmodic.
Minyak
Atsiri
Umumnya minyak atsiri dari jenis atau
varietas tumbuhan yang berbeda juga memiliki komponen kimia yang berbeda. Minyak
atsiri sebagai bahan wewangian, penyedap masakan dan obat-obatan memiliki akar
sejarah yang dalam. Minyak atsiri, minyak mudah menguap atau minyak terbang
merupakan dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki
komposisi maupun titik didih yang beragam yang diperoleh dari bagian tanama,
akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga (Sastrohamidjojo,
2004).
Dalam tanaman minyak atsiri mempunyai 3
fungsi yaitu membantu proses peyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga
atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan lain dan
sebagai cadangan makanan dalam tanaman. Minyak atsiri merupakan salah satu
hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi
antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesa
dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh
resin (Ketaren, 1985).
Dalam tumbuhan minyak atsiri terkandung
dalam berbagai jaringan, seperti didalam rambut kelenjar (pada suku Labiatae),
di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae dan Piperaceae), di dalam
saluran minyak (pada suku Umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan
lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae, Rutaceae), terkandung didalam semua
jaringan (pada suku Coniferae) (Gunawan & Mulyani, 2004).
Pada umumnya perbedaan komponen minyak
atsiri disebabkan perbedaan jenis tanama penghasil, kondisi iklim, tanah tempat
tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak
(Ketaren, 1985). Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran
persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen
(N) dan Belerang (S). Pada umumnya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari
campuran persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi.
Manfaat lain kayu putih sebagai kesehatan adalah (Ayu, 2011):
1.
Anti Septic dan Bakteri
: Minyak kayu putih ini sangat efisien dalam menanggulangi infeksi dari kuman,
virus dan jamur, seperti tetanus, influenza dan penyakit-penyakit menular
lainnya seperti kolera, tipus dan sebagainya. Sebagai obat luar digunakan untuk
luka yang disebabkan besi yang berkarat agar terlindung dari tetanus.
2. Insektisida
dan Vermifuge : Minyak kayu putih sangat efisien
dalam berkendaraan jauh agar tidak masuk angin dan membunuh serangga. Aroma yang
kuat sehingga bisa ditambah cairan lain kemudian dimasukan ke semprotan dan
digunakan untuk mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
3. Decongestant
dan Expetorant : Kayu putih dapat dimanfaatkan untuk
mengobatan gangguan pada hidung dan tenggorokan, organ pernapasan lainnya dan
batuk serta infeksi lain yang menyebabkan radang tenggorokan dan bronchitis.
4. Kosmetik dan
Tonik : bermanfaat untuk menghaluskan dan dan mencerahkan
kulit dan bebas dari infeksi sehingga banyak dipergunakan untuk kosmetik, dapat
mencegah infeksi pada kulit tersebut maka dipergunakan jugu sebagai tonik
(pelindung).
5. Perangsang dan
Sudororific : Bermanfaat merangsang saraf-saraf
pada tubuh, memberikan ef.ek
pemanasan dan mempelancar sirkulasi pengeluaran sehingga dapat membantu toksin
dikeluarkan daru tubuh melalui saluran pengeluaran.
6. Analgesik :
bermanfaat mengurangi rasa sakit seperti sakit gigi, sakit kepala, sakit pada
persendian, otot , pilek, demam dan lain-lain.
7. Panas
: bermanfaat untuk mengurangi demam yang disebabkan karena terjadinya infeksi dengan mengelurkannya melalui
keringat sehingga bisa mendinginkan suhu tubuh.
8. Udara
: bermanfaat untuk mengeluarkan angin bagi penderita yang masuk angin, mencegah
masuk angin serta membantu mengeluarkan angin yang ada dalam perut melalui
saluran pembuangan.
9.
Anti Sakit Saraf :
bermanfaat untuk mengatasi sakit sarat di sekitar daerah mulut termasuk
tenggorokan, telinga, amandel, pangkal hidung, hulu tenggorokan dan sekitarnya.
Sakit parah akibat konpresi di sekitar tenggorokan yang disebabkan makan
premen, makanan, banyak tertawa dan berteriak.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah. 2010. Minyak
Kayu Putih. Online. (http://amrullha.wordpress.com/minyak-kayu-putih/http://fungsidaun.blogspot.com/2012/10/khasiat-kayu-putih.html) (Diakses 20 April 2014)
Anonim. 2010. Daun
Dewa. Online. (http://kicauan.files.wordpress.com/2012/01/lalapandaundewauntukginjal.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Daun
Dewa. Online. (http://derin.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_216.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Kayu
Putih dan Kandungan Kimiawinya. Online. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20421/4/Chapter%20II.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Kayu
Putih dan manfaatnya. Online. (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/941/2.%20PRATITA%20%28KAYU%20PUTIH%29.pdf?sequence=1) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2012. Kayu
Putih. Online. (http://www.herbalisnusantara.com/obatherbal/view6100.html?mnu=2&id=79) (Diakses 16 april 2014)
Anonim. 2013. Manfaat
dan Kegunaan Tumbuhan Kayu Putih. Online. (http://mediaibukota.blogspot.com/2013/02/manfaat-dan-kegunaan-tumbuhan-kayu-putih.html) (Diakses 20 April 2014)
Rivai, Harizul dkk. 2011. Karakterisasi Ekstrak Daun Dewa. Jurnal Online. (http://jfi.iregway.com/index.php/jurnal/article/viewFile/48/45) (diakses 16 April 2014)
Sundaryono. 2011. Senyawa Flavonoid pada Daun Dewa.
Jurnal Online (http://repository.unib.ac.id/444/1/Agus%20Sundar.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Trarmidzi. 2011. Daun
Dewa. Online.(http://tarmiziblog.blogspot.com/2011/03/analisa-zat-kimia-berkhasiat-obat-dari.html) (diakses 16 April 2014)
siiip ,,,,,, ini artikel dan contoh ,makalah yang bagus terkait senyawa metabolit pada tanaman sekunder bagus bagus menambah wawasan khasiat pada tanaman
BalasHapus