Senin, 15 Desember 2014

Metabolit Sekunder Daun Dewa dan Minyak Kayu Putih


TUGAS BIOTEKNOLOGI
“Metabolit Sekunder Daun Dewa dan Kayu Putih”








Oleh :
Muflihatul Abadiyah
(12030654224)
Pendidikan Sains 2012 B


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2014

Daun Dewa (Gynura procumbens)

A.    Klasifikasi Daun Dewa dan Diskripsi Tanaman

Sinonim
Cacalia procumbens Lour.; C. sarmentosa Bl. Gynura sarmentosa Bl.
Klasisfikasi
Kingdom
Plantae
Divisio
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Bangsa
Asterales
Suku
Marga
Gynura
Jenis
Gynura procumbens (Lour) Merr.
Nama Umum
Daun dewa
Nama Daerah
Sumatera
Daun dewa (Melayu)
Jawa
Daun dewa (Jawa Tengah)




















Daun dewa menurut Hyne merupakan tanaman obat yang berasal dari Burmadan Cina. Perkembangan lebih lanjut mencapai negara-negara di Asia seperti juga di lndonesia.. Dipantai timur dikenal orang dengan setawar barah, di Jawa Tengah dinamakan sambung nyawa, orang Cina menyebutnya San qi cao. Mengingat orang – orang Cina akrab dengan daun dewa ini, makanya tanaman ini diberi nama Beluntas cina, namun ada juga yang menamakan Samsit. Orang Sumatra lebih mengenal tumbuhan ini dengan sebutan daun dewa.
Tanaman ini mempunyai keunikan tersendiri. Daunnya bewarna hijau. Warna daun bagian atas lebih tua dari pada bagian bawahnya.  Pada umumnya ditanam dipekarangan sebagai tanam obat. Batang muda berwarna hijau dengan alur memanjang warna tengguli, bila agak tua bercabang banyak. Daun tunggal, mempunyai tangkai, bentuk bulat telur sampai bulat memanjang. Ujung melancip. Daun tua membagi sangat dalam. Daun banyak berkumpul di bawah, agak jarang pada ujung batang, letak berseling. Kedua permukaan daun berambut lembut, warna putih. Warna permukaan daun hijau tua, bagian bawah berwarna hijau muda. Panjang daun 8-20 cm. lebar 5 - 10 cm. Bunga terletak di ujung batang, warna kuning berbentuk bonggol (kepala bunga). Mempunyai umbi berwarna ke abu-abuan, panjang 3-6 cm., dengan penampang ± 3 cm. Tinggi batang ±  30 cm.
Tanaman ini berkembang biak dengan umbi rimpang, stek batang dan selunas anakan. Itu semua merupakan cara perbanyakan vegetatif. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1200 dpl. Menyukai tanah gembur, subur dan kaya bahan organik. Pucuk daun dewa dipanen saat berumur 2 – 3 bulan setelah di tanam sementara umbinya dapat dipanen setelah 4 – 5 bulan.

B.     Metabolit Sekunder Daun Dewa
Tanaman daun dewa mengandung berbagai unsur kimia, antara lain : saponin, minyak atsiri, flavonoid, koagulan dan senyawa kimia lainnya. Tanaman ini telah terkenal sebagai tanaman antikanker. Sebuah percobaan di luar negeri terhadap tikus yang baru lahir, memperkuat anggapan itu. Daun dewa memiliki efek menghambat pertumbuhan sel-sel penyakit mematikan itu. Ini berkat kandungan asparaginase, semacam enzim yang menghambat protein dengan cara menghidrolisis asparagin—asam amino yang sangat dibutuhkan oleh sel-sel kanker atau tumor—menjadi asam aspartat dan amonia. Akibatnya sel-sel tak diundang itu terhambat pertumbuhannya dan mati. Kandungan alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin juga erat kaitannya dengan khasiat antikanker dan antioksidan. Hasil penelitian 3 ilmuwan dari Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, menunjukkan hasil menggembirakan. Drs Edy Meiyanto, Dr Sugiyanto, dan Drs B. Sudarto menggunakan metode new born mice untuk menguji penghambatan karsinogenitas. Ternyata, ekstrak etanol yang terkandung dalam Gynura procumbens mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit akibat pemberian benzo(a)piren— berfungsi sebagai karsinogen kimiawi—sebesar 23%.
Di Thailand, secara tradisional daun dewa digunakan sebagai obat antiinflamasi—antiradang, rematik, dan penyakit-penyakit yang disebabkan virus. Penelitian yang dilakukan Zhang XF dan Tan BK dari Fakultas Farmakologi National University of Singapore menunjukkan ekstrak anggota famili Compositae ini juga mampu menekan kadar kolesterol dan trigliserid dalam darah tikus yang terkena diabetes. Percobaan dilakukan dengan memberikan ekstrak sebanyak 50 mg/kg, 150 mg/kg, dan 300 mg/kg pada tikus secara oral selama 7 hari. Ternyata 150 mg/kg merupakan dosis optimum yang secara signifikan mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserid pada tikus. Baik daun maupun umbi dewa dapat digunakan sebagai obat. Daunnya berkhasiat mengobati memar, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, telat haid, serta gigitan hewan berbisa. Sementara umbinya digunakan untuk menghilangkan pembekuan darah, bengkak, patah tulang, dan pendarahan usai melahirkan.
Menurut penelitian dari Fakultas Farmasi UGM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), secara laboratoris ekstrak etanol daun dewa mampu menghambat pertumbuhan tumor paru pada mencit (tikus putih kecil). Ekstrak ini juga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Pada beberapa tulisannya mengenai tumbuhan berkhasiat obat Indonesia Prof HM Hembing Wijayakusuma menyampaikan bahwa daun dewa memiliki banyak khasiat. Manfaat itu berasal dari daun dan umbinya. Daunnya berkhasiat untuk mengobati luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan, pembengkakan payudara, melancarkan haid, dan lainlain. Sementara umbinya berkhasiat untuk mengatasi bekuan darah pembengkakan, pendarahan, tulang patah, dan lain-lain.
Kandungan : Flavonoid, saponin, minyak atsiri.
Manfaat : Bisa untuk menurunkan kadar kolesterol darah, minyak atsiri dapat merangsang sirkulasi darah. Juga bersifat analgetik dan antiinflamasi. Minyak atsiri dan flavonoid mungkin bersifat antiseptik. Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun.
Dewasa ini yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil metabolisme sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup, dan ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ tumbuhan ( terutama tumbuhan tinggi ), pada akar, kulit batang, daun, bunga, buah dan biji, dan sedikit pada hewan.
1.      Alkaloid
Alkaloid termasuk senyawa organik bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlah senyawa maupun sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen berasal dari tumbuhan dan hewan. Harborne dan turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa met5abolit sekunder yang besifat basa, yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen biasnya dalm cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis menonjol.  
Alkaloid pada umumnya mencakup semua senyawa yang bersifat basa atau alkali, mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasnya merupakan bagian dari sistem siklis. Pada tahun 1896, Meyer – Lexikon memberikan batasan alkaloid sebagai berikut : “Alkaloid terjadi secara karakteristik dalam tumbuhan dan sering dikenal karena aktivitas fisiologisnya. Alkaloid mengandung C, H dan N dan pada umumnya mengandung atom O.
Struktur alkaloid beraneka ragam, dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efek faalinyatidak sederhana adalah nikotina. Nikoyin dapat menyababkan penyakit jantung, kanker paru-paru, kanker mulut,tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
Banyak tumbuhan mengandung senyawa nitrogen aromatic yang dinamakan alkaloid. Secara kimia, alkaloid biasanya mengandung nitrogen di cincin heterosiklik yang bentuknya bermacam-macam. Nitrogen itu sering bertindak sebagai basa ( menerima ion hydrogen), sehingga banyak alkaloid bersifat agak basa, seperti tercermin dari namanya ( alkali = basa ). Sebagian besar alkaloid merupakan senyawa kristal putih yang agaklarut dalam air.
Alkaloid menarik karena aktivitas fisiologis dan psikologisnya yang dramatis pada manusia dan hewan lain serta karena dipercayai bahwa banyak diantaranya juga mempunyai peranan penting dalam tumbuhan.
Pembagian alkaloid :
a.       Didasarkan pada jenis gugus kromofor yang berbeda, misalnya alkaloid indol, isokuinolin atau kuinolin.
b.      Didasarkan tumbuhan asal pertama kali ditemukan, misalnya alkaloid tembakau
c.       Didasarkan jenis ikatan yang predominan dalam alkaloid tersebut.
Sistem klasifikasi yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi tiga golongan yaitu :
a.       Alkaloid sesungguhnya bersifat racun dan menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas. Diturunkan secara biosintesis dari asam amino dan biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik.
b.      Protoalkaloid. Merupakan amina yang relatif sederhana dan ditandai dengan adanya atom N yang berada di luar cincin heterosiklis.
c.       Pseudoalkaloid
Senyawa bersifat basa, yang termasuk dalam pseudoalkaloid adalah alkaloid steroidal dan purin.
Peranan fisiologis alkaloid di tumbuhan yang membuatnya masih belum diketahui dan diperkirakan alkaloid tidak mempunyai peranan metabolik yang penting, karena hanya merupakan produk –samping dari lintasan lain yang lebih penting.meskipun demikian, beberapa contoh diketahui melindungi tumbuhan (Robinson,1979; Harborne, 1988). Sebagai contoh, tumbuhan yang mengandung alkaloid tertentu dijauhi oleh hewan gembalaan dan serangga pemakan daun. Alkaloid lainnya digunakan oleh kupu-kupu danaid sebagai substrat untuk memebuata feromon. Percumbuannya yang menarik, delphinium barbeyi tidak dihindarioleh ternak, bahkan juga ketika pakan ternak lain tersedia; dan , likoktonin di dalamnya menyebabkan kematian ternak di Amerika Serikat lebih banyak dibandingkan dengan senyawa beracun lainnyayang terdapat di tumbuhan beracun (Keeler, 1975).
2.      Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida, dan dalam bentuk campuran, jarang sekali dujumpai berupa senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda klas. Misalnya antosianindalam mahkota bunga yang berwarna merah, hamper selalu disertai oleh flavon atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Beberapa fungsi flavonoid bagi tumbuhan adalah pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, kerja terhadap serangga, fitoaleksin merupakan komponen abnormal yag hanya dibentuk sebagai tanggapa terhadap infeksi atau luka dan kemudian menghambat fungus menyerangnya, mengimbas gen pembintilan dalam bakteria bintil nitrogen.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi: sebagai pigmen warna, fungsi fisiologi dan patologi, aktivitas farmakologi, flavonoid dalam makanan. Aktivitas farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakan untukmenguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah, dll. Gabor , et al menyatakan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepressant, diuretik, dll.

3.      Steroid
Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka dasar siklopentana perhodro fenantrena, mempunyai empat cincin terpadu. Senyawa-senyaw ini mempunyai efek fisiologis tertentu. Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu steroid hewaniyang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat-antara yang diperlukan dalm biosintesis hormon steroid,namun tak merupakan keharusan dalam makanan, karena dapat disintesis dari asetilkoenzime A. kadar koleseterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan arteriosclerosis (pengerasan pembuluh darah), suatau keadaan dalam mana kolesterol dan lipid-lipid lain melapisi dinding-dalam pembuluh darah. Suatu steroid yang berkaitan dengan kolesterol, yaitu 7-dehidrkolesterol, yang dijumpai dalam kulit, diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan cahaya ultraviolet.
Kolesterol ditemukan dalam semua organisme dan merupakan bahan awal untuk pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D. Walaupun kolesterol esensial bagi mahluk hidup, tapi berimplikasi terhadap pembentukan ‘plek’ pada dinding pembuluh nadi (suatu proese yang disebut arteosclerosis, atau pengerasan pembuluh), bahkan dapat mengakibatkan penyumbatan. Gejala ini penting terutama dalam pembuluh yang memasok darah ke jantung. Penyumbatan pada pembuluh ini menimbulkan kerusakan jantung, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kematian akibat serangan jantung.
Steroid terdapat hampir dalam semua tipe kehidupan. Dalam binatang banyak steroid bertindak sebagai hormon. Steroid ini, demikian pula steroid sintetik digunakan meluas sebagai bahan obat.

4.      Terpenoid
Senyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atim C dan H, dengan perbandingan 5:8 dengan rumus empiris C5H8 (unit isoprene), yang bergabung secar head to tail(kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazimdisebut isoprenoid. Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tetapi mengandung gugus fungsi lainseperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid). Contoh Limonena,dalam buah jeruk (suatu terpen) dan Geraniol, dalam mawar (suatu terpenoid).
Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas:
a.       Monoterpen (dua unit isoprena)
Monoterpenoid rupanya terbentuk dari dua satuan isoprena dan biasanya mempunyai sepuluh atom karbon, meskipun ada contoh langkah senyawa yang rupanya terbentuk berdasarkan prinsip umum ini tetapi senyawa tersebut kehilangan satu atom karbon atau lebih. Monoterpenoid merupakan komponen utama banyak minyak atsiri dan mempunyai makna ekonomi yang besar sebagai bau – rasa, wewangian, dan pelarut. Beberapa senyawa bersifat aktif optik. Telaah kimianya dipersulit oleh sukarnya memperoleh senyawa murni dari campuran rumit seperti yang biasanya ditemukan dan oleh mudahnya senyawa mengalami tata ulang.
b.      Seskiterpen (tiga unit isoprena)
Seskuiterpenoid adalah senyawa C15, biasanya dianggap berasal dari tiga satuan isoprena. Seperti monoterpenoid seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak atsiri yang tersuling uap, dan berperan penting dalam memberi aroma kepada buah dan bunga yang kita kenal.
c.       Diterpen (empat unit isoprena)
Diterpenoid mencakup beberapa senyawa yang dari segi fisiologi sangat menarik seperti golongan hormon tumbuhan yang dikenal sebagai giberelin. Diterpenoid mencakup banyak senyawa yang bekerja sebagai fungisida, racun terhadap hewan, penolak serangga, dan sebagainya.
d.      Triterpen (enam unit isoprena)
Triterpenoid yang paling penting dan paling terbesar luas adalah triterpenoid pentasiklik. Senyawa ini ditemukan dalam tumbuhan seprimitif tetapi yang paling umum pada tumbuhan berbiji, bebas, dan sebagai glikosida.
e.       Tetraterpen (delapan unit isoprena)
f.        Politerpen (banyak unit isoprena)

5.      Saponin
Saponin merupakan senyawa glikosidakompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organikyang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponini ini terdiri dari dua kelompok : saponini triterpenoid dan saponini steroid. Saponini banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.
Saponin mula-mula diberi nama demikian karena sifatnya yang menyerupai sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang  rendah sering hemolisis sel darah merah.
Dalam larutan yang sangat encer, saponin sangat beracun bagi ikan, dan tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan. Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba juga. Pada beberapa tahun terakhir ini saponin tertentu menjadi penting karena dapat diperoleh dari beberapa tumbuhan dengan hasil yang baik dan digunakan untuk sintesis hormone steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Saponin dalam lerak digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo.

Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)

A.    Klasifikasi Kayu Putih dan Deskripsi Tanaman

Kingdom
Plantae
Divisio
Spermatophyta
Kelas
Dicotiledonae
Ordo
Myrtales
Family
Myrtaceae
Genus
Melaleuca
Spesies
Melaleuca leucadendra, (L.) L


 Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari famili ini yang terkenal sebagai penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca.
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan terkelupas. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji. Jenis ini telah berkembang luas di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Maluku dengan memanfaatkan daunnya untuk disuling secara tradisional oleh masyarakat maupun secara komersial menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis tanaman ini mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat terbuka serta tahan terhadap kebakaran. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar di daerah berhawa panas. Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang spesifik. Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian antara 5 - 450 m di atas permukaan laut, terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk berkembang. (Lutony, 1994).
Bagian yang paling berharga dari tanaman kayu putih untuk keperluan produksi minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas atau dipungut setelah berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam bulan sekali sampai tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur, tanaman kayu putih telah bisa dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap pohon kayu putih yang telah berumur lima tahun atau lebih dapat menghasilkan sekitar 50-100 kg daun berikut ranting.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
1.      Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat  memperoleh cahaya  matahari  sebanyak-banyaknya.  Tangkai  daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
2.      Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan  berwarna hijau muda untuk daun muda dan  hijau tua untuk  daun  tua  karena  mengandung  zat  warna  hijau  atau khlorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih mengandung cairan yang disebut  cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan pinene.

B.     Metabolit Sekunder Kayu Putih
Hampir semua bagian tanaman ini (kulit batang, daun, ranting, dan buah kayu putih) dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara empiric, daun kayu putih berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan menghilangkan nyeri (analgetika), radang usus, diare, reumatik, asma, radang kulit eczema, insomnia, dan sakit kepala. Daun dimanfaatkan untuk keperluan sendiri yang dengan sangat sederhanayaitu dengan disuling. Minyak atsiri, dapat dipergunakan terhadap radang cabang tenggorokan (dihirup). Seduhan dari daun-daun dapat diminum seperti teh sebagai penghilang kepenatan. Daun kayu putih yang direbus dapat digunakan sebagai obat sakit perut, rematik, nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang, usus, diare, batuk, demam, sakit kepaladan sakit gigi atau dimanfaatkan sebagai obat luar untuk radang kulit akzema dansakit kulit karena alergi. Dalam penggunaannya, kulit batang kayu putih dapat dicampur dengan ramuan lain. Misalnya untuk obat luka benanah, kulit kayu putih dapatdicampur dengan sedikit jahe dan asem jawa lalu ditumbuk halus yang kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Ramuan tersebut akan membersihkan lukadan menghisap nanah yang terdapat pada luka (Atsiri, 2011).
Daunnya yang mengandung minyak atsiri terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, Alfa-pineria, carvacrol, valeraldehida, benzaldehida, limoncna, dan melaleucin. Sedangkan buahnya mengandung tannin. Kulit pohon tanaman ini mengandung lignin dan melaleucin. Dimana Melaleuca berkhasiat sebagai analgesik, diaforetik, desinfektan, ekspektoran, dan antispasmodic.
Minyak Atsiri
Umumnya minyak atsiri dari jenis atau varietas tumbuhan yang berbeda juga memiliki komponen kimia yang berbeda. Minyak atsiri sebagai bahan wewangian, penyedap masakan dan obat-obatan memiliki akar sejarah yang dalam. Minyak atsiri, minyak mudah menguap atau minyak terbang merupakan dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam yang diperoleh dari bagian tanama, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga (Sastrohamidjojo, 2004).
Dalam tanaman minyak atsiri mempunyai 3 fungsi yaitu membantu proses peyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan lain dan sebagai cadangan makanan dalam tanaman. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesa dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin (Ketaren, 1985).
Dalam tumbuhan minyak atsiri terkandung dalam berbagai jaringan, seperti didalam rambut kelenjar (pada suku Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae dan Piperaceae), di dalam saluran minyak (pada suku Umbelliferae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae, Rutaceae), terkandung didalam semua jaringan (pada suku Coniferae) (Gunawan & Mulyani, 2004).
Pada umumnya perbedaan komponen minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanama penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak (Ketaren, 1985). Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen (N) dan Belerang (S). Pada umumnya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari campuran persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi. Manfaat lain kayu putih sebagai kesehatan adalah (Ayu, 2011):
1.      Anti Septic dan Bakteri : Minyak kayu putih ini sangat efisien dalam menanggulangi infeksi dari kuman, virus dan jamur, seperti tetanus, influenza dan penyakit-penyakit menular lainnya seperti kolera, tipus dan sebagainya. Sebagai obat luar digunakan untuk luka yang disebabkan besi yang berkarat agar terlindung dari tetanus.
2.      Insektisida dan Vermifuge : Minyak kayu putih sangat efisien dalam berkendaraan jauh agar tidak masuk angin dan membunuh serangga. Aroma yang kuat sehingga bisa ditambah cairan lain kemudian dimasukan ke semprotan dan digunakan untuk mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
3.      Decongestant dan Expetorant : Kayu putih dapat dimanfaatkan untuk mengobatan gangguan pada hidung dan tenggorokan, organ pernapasan lainnya dan batuk serta infeksi lain yang menyebabkan radang tenggorokan dan bronchitis.
4.      Kosmetik dan Tonik : bermanfaat untuk menghaluskan dan dan mencerahkan kulit dan bebas dari infeksi sehingga banyak dipergunakan untuk kosmetik, dapat mencegah infeksi pada kulit tersebut maka dipergunakan jugu sebagai tonik (pelindung).
5.      Perangsang dan Sudororific : Bermanfaat merangsang saraf-saraf pada tubuh, memberikan ef.ek pemanasan dan mempelancar sirkulasi pengeluaran sehingga dapat membantu toksin dikeluarkan daru tubuh melalui saluran pengeluaran.
6.      Analgesik : bermanfaat mengurangi rasa sakit seperti sakit gigi, sakit kepala, sakit pada persendian, otot , pilek, demam dan lain-lain.
7.      Panas : bermanfaat untuk mengurangi demam yang disebabkan karena terjadinya infeksi dengan mengelurkannya melalui keringat sehingga bisa mendinginkan suhu tubuh.
8.      Udara : bermanfaat untuk mengeluarkan angin bagi penderita yang masuk angin, mencegah masuk angin serta membantu mengeluarkan angin yang ada dalam perut melalui saluran pembuangan.
9.      Anti Sakit Saraf : bermanfaat untuk mengatasi sakit sarat di sekitar daerah mulut termasuk tenggorokan, telinga, amandel, pangkal hidung, hulu tenggorokan dan sekitarnya. Sakit parah akibat konpresi di sekitar tenggorokan yang disebabkan makan premen, makanan, banyak tertawa dan berteriak.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah. 2010. Minyak Kayu Putih. Online. (http://amrullha.wordpress.com/minyak-kayu-putih/http://fungsidaun.blogspot.com/2012/10/khasiat-kayu-putih.html) (Diakses 20 April 2014)
Anonim. 2010. Daun Dewa. Online. (http://kicauan.files.wordpress.com/2012/01/lalapandaundewauntukginjal.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Daun Dewa. Online. (http://derin.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_216.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Kayu Putih dan Kandungan Kimiawinya. Online. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20421/4/Chapter%20II.pdf) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2011. Kayu Putih dan manfaatnya. Online. (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/941/2.%20PRATITA%20%28KAYU%20PUTIH%29.pdf?sequence=1) (Diakses 16 April 2014)
Anonim. 2012. Kayu Putih. Online. (http://www.herbalisnusantara.com/obatherbal/view6100.html?mnu=2&id=79) (Diakses 16 april 2014)
Anonim. 2013. Manfaat dan Kegunaan Tumbuhan Kayu Putih. Online. (http://mediaibukota.blogspot.com/2013/02/manfaat-dan-kegunaan-tumbuhan-kayu-putih.html) (Diakses 20 April 2014)
Rivai, Harizul dkk. 2011. Karakterisasi Ekstrak Daun Dewa. Jurnal Online. (http://jfi.iregway.com/index.php/jurnal/article/viewFile/48/45) (diakses 16 April 2014)
Sundaryono. 2011. Senyawa Flavonoid pada Daun Dewa. Jurnal Online (http://repository.unib.ac.id/444/1/Agus%20Sundar.pdf) (Diakses 16 April 2014)


1 komentar:

  1. siiip ,,,,,, ini artikel dan contoh ,makalah yang bagus terkait senyawa metabolit pada tanaman sekunder bagus bagus menambah wawasan khasiat pada tanaman

    BalasHapus