Sifat Kimia dan Fisika protoplasma
Sel adalah satuan fundamental dari strukutur
dan fungsi dalam segala bentuk kehidupan. Sel merupukan segumpal dari
protoplasma, sedangkan protoplasma adalah bagian hidup dari sel. Maka dapat
disimpulkan bahwa sel merupakan protoplasma itu sendiri.
Sifat biologi sel (protoplasma) yaitu
berstruktur atau berorganisasi dan beraktivitas atau berkegiatan. Maksud dari
berstruktur atau berorganisasi, yaitu sel memiliki dimensi (berdimensi), sel
memiliki susunan tertentu (berpenyususn), dan sel memiliki bentuk (berbentuk).
Sedangkan maksud dari berkegiatan atau beraktivitas yaitu didalam tubuh sel
terjadi reaksi kimia (metabolisme: anabolisme dan katabolisme), tumbuh
(pertambahan dan perkembangan yang terjadi didalam tubuh sel), reproduksi, dan
peka terhadap perubahan lingkungan. Sel (protoplasma) juga memiliki 2 sifat
lain, yaitu sifat kimia dan sifat fisika.
1. Sifat kimia protoplasma yaitu :
Memiliki susunan kimia, protoplasma tersusun oleh senyawa-senyawa
kimia, senyawa kimia tersebut berupa :
a. Senyawa anorganik. Senyawa anorganik terdiri dari :
·
Air,
·
Garam-garam mineral,
·
Senyawa organik yang berbentuk gas, gas yang
terdapat pada protoplasma berbentuk larutan. Misalnya gas oksigen (O2),
Nitrogen (N2), dan gas-gas arang (CO2).
·
Asam dan basa, asam dan basa anorganik yang
terdapat pada protoplasma. Misalnya asam klorida (HCl) dan basa kalium
hidroksida (KOH).
b. Senyawa organik. Senyawa organik protoplasma terdiri dari :
·
Karbohidrat. Karbohidrat dibagi dalam kelompok
besar, yaitu : monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
·
Lemak (lipid), macam-macam lipid yaitu lipid
sederhana, lipid gabungan (misalnya: fosfolipid, spingolipid, dan glikolipid) ,
dan lipid turunan (misalnya: steroid)
·
Protein. Berdasarkan komposisi kimia yang
dihasilkan pada proses hidrolisa, protein digolongkan sebagai berikut : protein
sederhana (misal: albumin dan globulin), protein gabungan (misalnya:
glikoprotein, nucleoprotein, kromoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, dan
metalprotein).
·
Asam Nukleat. Ada dua macam asam nukleat yaitu
Ribosa Nukleat (ARN) dan Asam Deoksiribosa Nukleat (ADN)
2. Sifat fisika protoplasma, yaitu :
a.
Sifat tak tersaring. Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat
fisika protoplasma. Salah satu teori ialah teori koloid yang menyatakan bahwa
protoplasma sebagian berupa larutan dan sebagian berupa koloid.. pada sistem
kolid partikel-patikelnya cukup besar, akan tetapi molekul-molekulnya masih
tetap melayang-layang diantara molekul air. Ukuran partikel pada sistem koloid
antara 0,001 mikron-0,1 mikron. Partikel koloid dila disaring dengan kertas
saring biasa partikelnya akan lewat akan tetapi partikel koloid tidak dapat
melewati membran plasma. Koloid pada protoplasma dapat berupa fase sol dan fase
gel.
b.
Efek Tyndall. Yaitu pergerakan molekul tak beraturan
karena pengaruh cahaya. Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini
disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan member
efek Tyndall.
c.
Gerak Brown. Yaitu gerak acak, zig-zag, tak teratur
karena molekul dalam koloid saling bertubrukan. Molekul-molekul (partikel) pada
sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag. Gerakan partikel ini diberi
nama sesuai dengan orang yang menemukannya yaitu gerak Brown (1827). Gerak
Brown pada protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan suhu
protoplasma.
d.
Viskositas. Yaitu kekentalan (viscosity) dapat dapat
berubah-ubah karena faktor dalam dan luar. Matrik sitoplasma yang cair memiliki
tegangan permukaan. Matrik protein dan lemak memiliki tegangan permukaan yang
kurang karenanya membentuk membran plasma, sedangkan bahan-bahan kimia misalnya
garam NaCl tegangan permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang
lebih dalam pada matrik sitoplasma.
e.
Koagulasi (kemampuan menggumpal).
Partikel-partikel yang tersebar dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama,
akibat dari saling tolak yang berkelanjutan menyebabkan partikel-partikel tidak
dapat mengendap dan keadaan ini memperhatikan stabilitas koloid. Jika ion atau
partikel koloid dibuat berlawanan muatan listriknya, akibatnya akan bersifat
netral, akibat selanjutnya partikel-partikel dalam sistem koloid akan
menggumpal.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Tufik. 2009. (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196201151987031-TAUFIK_RAHMAN/kel_4.pdf) . Online. (diakses 25 September 2014)
Syulasmi, Ammi. 2009. (http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-AMMI_SYULASMI/BIOLOGI_UMUM/Bioum._POWERPOINT/BAB_II-SEL-BIOUMUM.pdf) . Online. (Diakses 25 September 2014)
Winatasasmita, Djamhur. 1986. Biologi Sel. Jakarta :
Depdikbud Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar